Inersia
> Pernahkah Anda mendorong mobil yang mogok? Kebetulan saya
pernah. Berat sekali > pada awalnya. Baru setelah mobil mulai
bergerak, akan terasa ringan.
> Fenomena ini dijelaskan oleh Sir Isaac Newton dalam konsep "inertia"
> yang merupakan bagian penting dari hukum Newton tentang gerak. Apakah
> itu inersia? Karena saya bukan fisikawan, secara gampang saja, konsep
> inersia dapat dipahami dalam kalimat sebagai berikut: "bahwa benda yang
> diam akan cenderung diam, dan benda yang bergerak akan cenderung
> bergerak". Jadi sebuah benda yang dalam keadaan diam, akan cenderung
> mempertahankan keadaan diamnya. Itulah kenapa sebuah mobil yang diam
> memerlukan gaya yang lebih besar untuk dapat bergerak, dibanding ketika
> mobil tersebut sudah bergerak. Dan karena inersia juga,maka ketika Anda
> sedang melaju di jalan tol dengan kecepatan tinggi dan melakukan
> pengereman mendadak, maka tubuh Anda akan terdorong ke depan, karena
> tubuh Anda yang sedang bergerak maju akan cenderung mempertahankan
> gerak maju.
>
> Apa hubungannya dengan bisnis? Ternyata, konsep
> inersia tersebut tidak hanya berlaku untuk benda dan gerak benda, namun
> juga dapat dianalogikan kedalam bisnis dan gerak bisnis:
>
> Deperlukan "gaya" untuk dapat membuat bisnis yang diam mulai bergerak.
> Ini
> bukan gaya dalam pengertian "style", namun gaya yang dalam bahasa
> Inggrisnya disebut "force". Ketika Anda memulai bisnis dari nol, maka
> usaha Anda dapat diibaratkan seperti sebuah benda diam. Yang sesuai
> hukum Newton, akan mempertahankan keadaan diamnya. Seperti halnya
> mendorong mobil dalam keadaan diam tadi. Makanya Anda tidak perlu
> heran, pada tahap awal bisnis, memang dibutuhkan force yang besar untuk
> membuat bisnis Anda mulai bergerak. Demikan juga Anda yang sudah
> memiliki bisnis yang sudah bergerak dengan kecepatan yang bagus, harus
> dijaga jangan sampai bisnis mengalami perlambatan atau bahkan berhenti.
> Karena, nantinya akan butuh gaya yang besar untuk membuatnya bergerak
> kembali.
>
> Percepatan bisnis Anda dipengaruhi oleh besarnya "massa" bisnis Anda.
> Dalam
> pengalaman keseharian, jelas lebih sulit mendorong truk dibanding motor
> misalnya. Karena massa truk yang lebih besar, maka dibutuhkan gaya yang
> lebih besar untuk membuat truk bergerak atau berubah kecepatannya.
> Demikian juga, semakin besar bisnis Anda, perlu gaya yang lebih besar
> untuk membuat bisnis Anda yang semula diam menjadi bergerak, ataupun
> membuat bisnis mengalami percepatan (perubahan kecepatan). "Gaya" tadi
> kalau dalam bisnis dapat berupa sumber daya manusia, waktu, modal, dsb.
>
>
> Inilah kenapa dalam berbisnis selain mempertahankan
> kecepatan kita juga harus menjaga "massa" atau ukuran bisnis kita.
> Ketika bisnis Anda sudah bergerak, maka dengan ukuran bisnis yang
> semakin besar, Anda akan memperoleh percepatan yang lebih baik. Tidak
> salah makanya jika Anda melakukan eskpansi atau penambahan ukuran
> bisnis Anda, ketika sudah memperoleh kecepatan yang bagus. Sebaliknya,
> ketika bisnis Anda terhenti, untuk mempermudah agar bergerak kembali,
> salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan mengurangi "massa"
> nya terlebih dahulu, supaya gaya yang diperlukan untuk membuat bisnis
> Anda bergerak kembali tidak terlalu besar.
>
> Gerak bisnis Anda adalah resultant dari beberapa gaya yang
mempengaruhi bisnis Anda.
> Ketika
> Anda melempar sebuah bola ke depan, mengapa bola tidak terus bergerak
> lurus ke depan, namun bergerak melengkung dan jatuh ke bumi? Jawabannya
> karena selain terpengaruh gaya dorong lemparan yang Anda lakukan, bola
> juga terpengaruh gaya gravitasi yang menarik bola ke bumi. Demikian
> sebuah mobil yang dipasang rem tangan, akan sulit sekali di dorong,
> karena selain gaya dorong yang berlaku, ada gaya gesek dari rem tangan
> yang sangat kuat. Mungkin Anda merasa sudah memberikan "gaya dorong"
> yang sangat kuat kepada bisnis Anda, namun bisnis Anda masih tidak mau
> bergerak. Maka Anda harus memeriksa, mungkin ada "gaya-gaya" lain yang
> mempengaruhi bisnis Anda. Yang bisa jadi bahkan berlawanan dengan gaya
> dorong Anda. Seperti halnya gaya gesek rem tangan tadi.
>
> Saya
> bahkan sempat mengalaminya. Dulu saya pernah mati-matian berjualan
> sebuah software online trading yang sangat bagus. Namun, bisnis saya
> tidak dapat bergerak, karena regulasi pada waktu itu tidak memungkinkan
> software yang saya jual untuk segera digunakan. "Gaya" yang saya
> berikan dalam bentuk modal, tenaga kerja, infrastruktur dan waktu,
> kalah dengan gaya gesek dari regulasi yang lebih kuat. Namun hal ini
> tidak selalu dalam pengertian negative. Misalnya, pengalaman saya
> belakangan dalam menjual software tools untuk membantu perusahaan
> menerapkan pengelolaan infrastruktur IT. Meskipun "gaya" yang saya
> kerahkan tidak sebesar sebelumnya, namun hasilnya justru jauh lebih
> baik. Usaha saya menggelinding dengan mudah. Ini karena ada faktor
> "gaya" lain yang positif, yaitu semakin banyaknya perusahaan yang
> menerapkan "best practice" pengelolaan IT, baik karena regulasi,
> ataupun dalam rangka good governance. Ini mirip mendorong mobil di
> jalanan menurun, menjadi ringan karena dibantu gaya gravitasi. Mungkin
> Anda punya contoh lain?
>
> Dalam keadaan bergerak, bisnis Anda akan sulit berhenti.
> Bisnis
> yang sudah jalan akan cenderung berjalan, kecuali ada gaya yang
> membuatnya berhenti. Ketika sebuah mobil sudah melaju kencang,
> sekalipun Anda matikan mesinnya, akan terus berjalan. Tentu saja hingga
> ada gaya yang membuatnya berhenti, misalnya gaya gesekan dari roda,
> gesekan rem, dsb. Makanya ketika bisnis sudah berjalan dengan baik,
> sebetulnya memiliki momentum untuk melaju dengan lancar. Dengan
> demikian tugas kita sebagai pemilik bisnis sesungguhnya adalah
> memastikan bahwa tidak ada gaya yang dapat memperlambat atau
> menghentikan laju bisnis kita. Contohnya, suatu ketika bisnis Anda
> kebanjiran order, tapi ternyata Anda tidak punya SDM yang cukup, atau
> Anda tidak mampu membeli bahan baku karena modal kerja Anda habis untuk
> investasi aktiva tetap, dsb. Dalam hal ini, akibat pengelolaan
> sumberdaya yang tidak sejalan dengan percepatan usaha, maka usaha yang
> sedang berjalan bagus tiba-tiba seperti direm mendadak.
>
> Terakhir,
> pelajaran yang paling penting untuk diingat adalah, bagi Anda yang
> masih diam belum berani mencoba berbisnis. Ingat prinsip inersia.
> Semakin Anda diam, semakin berat nanti Anda untuk menggerakkan bisnis
> Anda. Dan ketika Anda sudah mencoba, maka gerak sekecil apapun akan
> membuat gerak bisnis berikutnya menjadi lebih mudah. (FR)
>
>
>
> dikutip dari://fauzirachman to.blogspot. com
> Pernahkah Anda mendorong mobil yang mogok? Kebetulan saya
pernah. Berat sekali > pada awalnya. Baru setelah mobil mulai
bergerak, akan terasa ringan.
> Fenomena ini dijelaskan oleh Sir Isaac Newton dalam konsep "inertia"
> yang merupakan bagian penting dari hukum Newton tentang gerak. Apakah
> itu inersia? Karena saya bukan fisikawan, secara gampang saja, konsep
> inersia dapat dipahami dalam kalimat sebagai berikut: "bahwa benda yang
> diam akan cenderung diam, dan benda yang bergerak akan cenderung
> bergerak". Jadi sebuah benda yang dalam keadaan diam, akan cenderung
> mempertahankan keadaan diamnya. Itulah kenapa sebuah mobil yang diam
> memerlukan gaya yang lebih besar untuk dapat bergerak, dibanding ketika
> mobil tersebut sudah bergerak. Dan karena inersia juga,maka ketika Anda
> sedang melaju di jalan tol dengan kecepatan tinggi dan melakukan
> pengereman mendadak, maka tubuh Anda akan terdorong ke depan, karena
> tubuh Anda yang sedang bergerak maju akan cenderung mempertahankan
> gerak maju.
>
> Apa hubungannya dengan bisnis? Ternyata, konsep
> inersia tersebut tidak hanya berlaku untuk benda dan gerak benda, namun
> juga dapat dianalogikan kedalam bisnis dan gerak bisnis:
>
> Deperlukan "gaya" untuk dapat membuat bisnis yang diam mulai bergerak.
> Ini
> bukan gaya dalam pengertian "style", namun gaya yang dalam bahasa
> Inggrisnya disebut "force". Ketika Anda memulai bisnis dari nol, maka
> usaha Anda dapat diibaratkan seperti sebuah benda diam. Yang sesuai
> hukum Newton, akan mempertahankan keadaan diamnya. Seperti halnya
> mendorong mobil dalam keadaan diam tadi. Makanya Anda tidak perlu
> heran, pada tahap awal bisnis, memang dibutuhkan force yang besar untuk
> membuat bisnis Anda mulai bergerak. Demikan juga Anda yang sudah
> memiliki bisnis yang sudah bergerak dengan kecepatan yang bagus, harus
> dijaga jangan sampai bisnis mengalami perlambatan atau bahkan berhenti.
> Karena, nantinya akan butuh gaya yang besar untuk membuatnya bergerak
> kembali.
>
> Percepatan bisnis Anda dipengaruhi oleh besarnya "massa" bisnis Anda.
> Dalam
> pengalaman keseharian, jelas lebih sulit mendorong truk dibanding motor
> misalnya. Karena massa truk yang lebih besar, maka dibutuhkan gaya yang
> lebih besar untuk membuat truk bergerak atau berubah kecepatannya.
> Demikian juga, semakin besar bisnis Anda, perlu gaya yang lebih besar
> untuk membuat bisnis Anda yang semula diam menjadi bergerak, ataupun
> membuat bisnis mengalami percepatan (perubahan kecepatan). "Gaya" tadi
> kalau dalam bisnis dapat berupa sumber daya manusia, waktu, modal, dsb.
>
>
> Inilah kenapa dalam berbisnis selain mempertahankan
> kecepatan kita juga harus menjaga "massa" atau ukuran bisnis kita.
> Ketika bisnis Anda sudah bergerak, maka dengan ukuran bisnis yang
> semakin besar, Anda akan memperoleh percepatan yang lebih baik. Tidak
> salah makanya jika Anda melakukan eskpansi atau penambahan ukuran
> bisnis Anda, ketika sudah memperoleh kecepatan yang bagus. Sebaliknya,
> ketika bisnis Anda terhenti, untuk mempermudah agar bergerak kembali,
> salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan mengurangi "massa"
> nya terlebih dahulu, supaya gaya yang diperlukan untuk membuat bisnis
> Anda bergerak kembali tidak terlalu besar.
>
> Gerak bisnis Anda adalah resultant dari beberapa gaya yang
mempengaruhi bisnis Anda.
> Ketika
> Anda melempar sebuah bola ke depan, mengapa bola tidak terus bergerak
> lurus ke depan, namun bergerak melengkung dan jatuh ke bumi? Jawabannya
> karena selain terpengaruh gaya dorong lemparan yang Anda lakukan, bola
> juga terpengaruh gaya gravitasi yang menarik bola ke bumi. Demikian
> sebuah mobil yang dipasang rem tangan, akan sulit sekali di dorong,
> karena selain gaya dorong yang berlaku, ada gaya gesek dari rem tangan
> yang sangat kuat. Mungkin Anda merasa sudah memberikan "gaya dorong"
> yang sangat kuat kepada bisnis Anda, namun bisnis Anda masih tidak mau
> bergerak. Maka Anda harus memeriksa, mungkin ada "gaya-gaya" lain yang
> mempengaruhi bisnis Anda. Yang bisa jadi bahkan berlawanan dengan gaya
> dorong Anda. Seperti halnya gaya gesek rem tangan tadi.
>
> Saya
> bahkan sempat mengalaminya. Dulu saya pernah mati-matian berjualan
> sebuah software online trading yang sangat bagus. Namun, bisnis saya
> tidak dapat bergerak, karena regulasi pada waktu itu tidak memungkinkan
> software yang saya jual untuk segera digunakan. "Gaya" yang saya
> berikan dalam bentuk modal, tenaga kerja, infrastruktur dan waktu,
> kalah dengan gaya gesek dari regulasi yang lebih kuat. Namun hal ini
> tidak selalu dalam pengertian negative. Misalnya, pengalaman saya
> belakangan dalam menjual software tools untuk membantu perusahaan
> menerapkan pengelolaan infrastruktur IT. Meskipun "gaya" yang saya
> kerahkan tidak sebesar sebelumnya, namun hasilnya justru jauh lebih
> baik. Usaha saya menggelinding dengan mudah. Ini karena ada faktor
> "gaya" lain yang positif, yaitu semakin banyaknya perusahaan yang
> menerapkan "best practice" pengelolaan IT, baik karena regulasi,
> ataupun dalam rangka good governance. Ini mirip mendorong mobil di
> jalanan menurun, menjadi ringan karena dibantu gaya gravitasi. Mungkin
> Anda punya contoh lain?
>
> Dalam keadaan bergerak, bisnis Anda akan sulit berhenti.
> Bisnis
> yang sudah jalan akan cenderung berjalan, kecuali ada gaya yang
> membuatnya berhenti. Ketika sebuah mobil sudah melaju kencang,
> sekalipun Anda matikan mesinnya, akan terus berjalan. Tentu saja hingga
> ada gaya yang membuatnya berhenti, misalnya gaya gesekan dari roda,
> gesekan rem, dsb. Makanya ketika bisnis sudah berjalan dengan baik,
> sebetulnya memiliki momentum untuk melaju dengan lancar. Dengan
> demikian tugas kita sebagai pemilik bisnis sesungguhnya adalah
> memastikan bahwa tidak ada gaya yang dapat memperlambat atau
> menghentikan laju bisnis kita. Contohnya, suatu ketika bisnis Anda
> kebanjiran order, tapi ternyata Anda tidak punya SDM yang cukup, atau
> Anda tidak mampu membeli bahan baku karena modal kerja Anda habis untuk
> investasi aktiva tetap, dsb. Dalam hal ini, akibat pengelolaan
> sumberdaya yang tidak sejalan dengan percepatan usaha, maka usaha yang
> sedang berjalan bagus tiba-tiba seperti direm mendadak.
>
> Terakhir,
> pelajaran yang paling penting untuk diingat adalah, bagi Anda yang
> masih diam belum berani mencoba berbisnis. Ingat prinsip inersia.
> Semakin Anda diam, semakin berat nanti Anda untuk menggerakkan bisnis
> Anda. Dan ketika Anda sudah mencoba, maka gerak sekecil apapun akan
> membuat gerak bisnis berikutnya menjadi lebih mudah. (FR)
>
>
>
> dikutip dari://fauzirachman to.blogspot. com
Komentar